Mengenang Sang Guru (6)

essay Mengenang SANG GURU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tarian terakhir yang ditampilkan oleh Sekaa Gong Gunung Sari yaitu tari Legong Bapang, ditarikan oleh Ayu Bulantrisna Djelantik, Desak Putu Widhi, dan Kartika. Ayu Bulantrisna Djelantik atau yang sering disapa Gung Ayu Bulan adalah murid didikan langsung Niang Sengong. Selain sebagai penari Gung Ayu Bulan juga adalah pelatih yang dikagumi. Dalam menari dan melatih para muridnya, ia selalu konsisten mempertahankan identitas gaya Peliatan yang didapat dari Sang Guru dan menurunkannya kembali kepada para muridnya.

Mengenang Sang Guru Press Release
Gunung Sari – Legong Bapang: Desak Putu Widhi, Kartika, Ayu Bulantrisna Djelantik. Kendang player Gusti Kompiang.
(Photo Doc. Bulantrisna Djelantik, 1960’s)
Mengenang Sang Guru
Gunung Sari – Legong Bapang: Desak Putu Widhi, Ayu Bulantrisna Djelantik, Kartika (2007)

Gusti Made Sengog, lebih dikenal sebagai Niang Sengog, adalah seorang guru tari berasal dari Peliatan. Dalam buku Dancing Out ​​of Bali” namanya sudah disebut-sebut sebagai guru dari tiga penari muda yang menari Tari Legong di Amerika Serikat untuk pertama kalinya pada tahun 1952.

Niang Sengong telah mengajar selama hampir lima generasi penari Legong Keraton untuk Grup Gong Gunung Sari antara tahun 1950 – 1970. Beliau dikenal sebagai orang yang sangat sederhana, agak tenang namun bisa sangat keras dalam mengajar murid-muridnya. Tiap kali mengajar ia biasanya datang dengan keranjangnya yang berisikan daun sirih & pinang. Dalam mengajar para muridnya, Niang Sengog akan memegang, memeluk dan menggunakan lengan serta seluruh tubuhnya untuk membimbing para penari sampai dia merasa para penarinya sempurna. Sementara mengajar dia selalu didampingi oleh Anak Agung Mandera yang menyanyikan melodi tari sambil memainkan kendang. Niang Sengog telah memperkaya kualitas pelegongan di Bali.

Tentunya kita bertanya-tanya, seperti apa sebenarnya “gaya Peliatan” itu?

Menurut Ayu Bulantrisna Djelantik seperti yang dikutip dari artikelnya mengenai anatomi gaya Legong Peliatan mengatakan bahwa “gaya Peliatan” ini cenderung dinamis penuh getaran dan berkekuatan dengan badan yang melengkung dan condong kedepan serta dagu diangkat. Dan dikatakannya menurut pengalamannya sebagai murid Niang Sengog selama kurun waktu 1956 hingga 1965, kekhasan yang mencolok adalah beberapa unsur gerakan yaitu: melengkung, terkunci, diangkat, tersendat dan bergetar.

+++++
Author : kadek ferry © f-studio
Photo 1 : Doc. Ayu Bulantrisna Djelantik
Photo 2 : Doc. Mengenang Sang Guru 2007